Sebuah sejarah suatu negara atau kota atau kabupaten ataupun desa serta kawasan, terlihat dari jejak peninggalan-peninggalanya ataupun sering di sebut cultural heritage dan living cultural yang tersisa dan hidup dikawasan tersebut.  Keduanya merupakan warisan peradaban manusia itu sendiri.

Demikian halnya desa kramat, wilayah yang kaya akan jejak peninggalan sebagai pemandu bahwa desa kramat sebagai tlatah tak dapat dilepaskan dari keterkaitan garis sejarah hingga membentuk kawasan desa seperti sekarang ini.

Menurut cerita dari tetua masyarakat, sejarah Desa Kramat telah berlangsung setidaknya sejak zaman belanda tahun (1595-1945). Sebelum masa kemerdekaan, wilayah Desa Kramat termasuk dalam wilayah yang terdiri dari berbagai dusun, dimana masing-masing dusun memiliki tokoh panutan yaitu : Dusun Kramat “Mbah Kramat”, Dusun Cegokwungu “Mbah Cegokwungu”, Dusun Pule “Mbah Pule” dan Dusun Gambuhan “Mbah Gambuh”. Meskipun masyarakat masih primitif namun kehidupan masyarakat rukun dan damai dengan kesadaran para tokoh tersebut sering mengadakan pertemuan untuk membahas dan mebicarakan berbagai hal tentang kehidupan masyarakatnya.

Dusun-dusun tersebut lama kelamaan semakin ramai dan berkembang, kehidupan yang tercipta rukun, damai dan saling bahu membahu akhirnya menimbulkan gagasan untuk menyatakan dusun-dusun tersebut menjadi satu desa demi kemajuan dan perkembangan. Dari musyawarah tersebut akhirnya lahir sebuah nama “KRAMAT”. Nama Kramat diambil dari salah satu tokoh yaitu Mbah Kramat, dengan harapan Desa Kramat terus berkembang menjadi desa yang subur, damai, sejahtera, tersohor dan keramat diberbagai pelosok.

Cita-cita para pendahulu tersebut akhirnya terkabul dengan dibentuknya sebuah pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Bekel atau Kepala Desa yang pertama yaitu : Bpk. KHODELI memerintah sejak tahun 1915 sampai dengan tahun 1945, kemudian kepemimpinan Desa Kramat selanjutnya dipilih secara langsung, umum, bebas dan rahasia oleh warga masyarakat yaitu Pilkades dan untuk mengenang jasa-jasa para sesepuh dan rasa syukur terhadap ridho Allah SWT atas Desa Kramat, sampai sekarang masyarakat selalu mengadakan tasyakuran sedekah bumi berupa pengajian, tahlil serta tawashul khusus untuk mbahurekso desa yaitu Mbah Kramat, Mbah Cegokwungu, Mbah Pule, Mbah Gambuh.

Demikan asal-usul Desa Kramat yang letaknya 22 Km ke arah utara dari kota Slawi, semoga cita-cita luhur para pendahulu tercapai langgeng sepanjang masa. Amiiin.....